Review Jurnal Dengan Mengacu Pada Kajian Seni

Pendekatan      : Teori Kuantitatif

Analisis           : Semiotika

Teori                : PENERAPAN ORNAMEN MOTIF GORGA PADA HIASAN DINDING

Kesimpulan     : Dengan perkembangan zaman tentang banyaknya variasi tentang hiasan dinding. Maka kebutuhan dari hiasan dinding untuk mempercantik rumah semakin bertambah. Dengan bertambahnya kebutuhan hiasan dinding, maka kita di tuntun untuk berfikir kreatif untuk menciptakan bermacam bentuk karya seni yang dapat digunakan sebagai hiasan dinding. Dengan berkembangnya hiasan dinding para pengerajin mulai mamanfaatkan motif ornamen gorga sebagai inpirasi pembuatan hiasan dinding. Hiasan dinding ornamen Gorga dibuat dengan menggunakan bahan kayu. Hiasan dinding motif gorga hanya memiliki tiga warna saja yaitu warna hitam, merah dan putih sebagai ciri khas warna ornamen Gorga. Warna hitam disebut Banua Toru yang diartikan alam bagian bawah atau dibawah tanah. Dalam kehidupan sehari-hari warna hitam sebagai simbol kekuatan pengobatan atau kedukunan. warna merah disebut banua tongah yang artinya kosmos bagian tengah, permukaan bumi tempat manusia, binatangbinatang, dan tumbuh-tumbuhan hidup. Maka warna merah melambangkan keberanian dan kesaktian. warna putih disebut banua ginjang diartikan kosmos bagian atas, langit, tempat bersemayam para dewa. Bagi masyarakat batak warna putih melambangkan ketulusan dan kejujuran yang berbuah kesucian. Maka dari itu hiasan dinding dari motif gorga memiliki warna yang sama dengan warna aslinya.

Apa yang menurutmu bisa diteliti dari jurnal ini ?

Ornamen ini memiliki sekali banyak jenisnya dan dari segi makna nya pun berbeda di setiap jenis nya, hal yang dapat diteliti dari ornamen ini terdapat pada ukiran serta warna yang di gunakan, dan tak jarang rumah – rumah di daerah sumatera utara memajang ornament tersebut dari segi kebutuhan yang ia rasakan. Dan jika seseorang bertamu ke salah satu rumah warga sekitar dan melihat pajangan ukiran gorga tersebut tamu tersebut akan tahu apa yang sedang dirasakan atau diinginkan oleh si pemilik rumah.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pendekatan     : Teori kualitatif 

Analisis          : Semiotika

Teori              : Patung loro blonyo dalam kosmologi jawa

Kesimpulan   : Beberapa deskripsi dan tafsiran menunjukkan bahwa patung loro blonyo dalam senthong tengah merupakan manifestasi struktur pandangan hidup orang Jawa. Keberadaannya sebagai patung adalah gambaran keselarasan kosmis. Struktur pola berpasangan oposisi biner patung antara laki dan perempuan yang posisinya di senthong tenah dalem yang beroposisi dengan rang pendhapa, secara kosmogoni memanifestasikan reproduksi kosmis. Struktur pasangan patung laki-laki dan perempuan tersebut bukan sekedar symbol kesuburan sebagaimana disebutkan pada literatur umumnya, tetapi patung tersebut bila dicermati lebih mendalam merupakan symbol sangkaning dumadi, suatu ajaran mistik kejawen. Secara lahiriah sangkaning dumadi (termasuk di dalamnya manusia sebagai kosmos) secara lahiriah merupakan hasil perkawinan kosmis, diperagakan dalan penyatuan lingga dan yoni yang merepresentasikan pasangan laki-laki dan perempuan. Secara batiniah asal benih (wil kodrat) dari Yang Maha Kuasa, sedangkan pasangan laki-laki dan perempuan yang menurunkan wiji wiradrat hanyalah wadhag atau latar di tempat tuan menitipkan rohnya.

Apa yang menurutmu bisa diteliti dari jurnal ini ?

Patung loro blonyo ini memiliki kode hermeneutic yang dimana ada makna terselubung pada patung tersebut ialah untuk kemakmuran dan keturunan bagi yang sudah berubah tangga, patung ini pun biasanya diletakkan di area tertentu saja dan gunanya untuk memberitahu bahwa area yang berisikan patung tersebut adalah area yang hanya boleh digunakan oleh sepasang suami istri pada pemilik patung tersebut.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pendekatan         : Deskriptif kualitatif

Analisis               : Semiotika

Teori                   : Penerapan Ornamen Motif Kaligrafi Khuffi Pada Masjid Jami Al-Irsyad

Kesimpulan    : Masjid Jami Al-Irsyad memiliki arsitektur dengan penggayaan modern yang menimbulkan citra berbeda pada bangunan masjid. Hal ini terlihat dari bentuk arsitektur bangunan Masjid Jami Al-Irsyad yang menyerupai bentuk kubus tanpa adanya muqrannas (kubah) di bagian atas arsitektur bangunan tersebut. Bentuk ruang dalam yang dimiliki masjid ini pun terlihat sederhana tanpa penerangan yang berlebih, tanpa detail ornamen gaya klasik atau khas timur tengah. Konsep yang diadaptasi dari Ka’bah dan nilai-nilai Islam yang diterapkan pada Masjid Al-Irsyad menjadi pertanyaan akan makna dalam Ka’bah dan nilai-nilai Islam yang diterapkan pada bentuk Masjid Al-Irsyad sehingga menjadi pemilihan konsep dan menjadikannya memiliki bentuk yang berbeda dengan masjid lainnya. Penerapan ornamen motif kaligrafi khuffi pada arsitektur bangunan Masjid Jami Al-Irsyad yaitu terletak pada bagian fasad bangunan. Motif kaligrafi khuffi tersebut tidak hanya berfungsi sebagai estetika fasad bangunan, namun berfungsi sebagai bukaan penghawaan yang disusun sehingga berbentuk ornamen motif kaligrafi Khuffi.

Apa yang menurutmu bisa diteliti dari jurnal ini ?

Masjid adalah tempat ibadah bagi umat muslim dan biasanya selalu terdapat ukiran kaligrafi pada bagian dinding masjid guna untuk memperindah bangunan nya. Namun pada bangunan masjid ini penerapan ornamen tidak hanya untuk memperindah saja namun memiliki fungsi yang berguna untuk bukaan penghawaan.

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KISAH DIBALIK DINDING RAKSASA

Kajian Semiotika Dalam Visual Yang Membangun Personal Branding Rio Purba